LONDON - Roger Federer menerima kekalahan dari Nikolay Davydenko di ajang final Tour ATP di London dengan lapang dada. Kekalahan itu tak jadi masalah sebab ia telah mencapai target utama: peringkat top dunia.
Federer mengantongi gelar tertinggi di dunia tenis profesional usai menyelesaikan serangkaian turnamen musim 2009. Menurut petenis Swiss 27 tahun, itu sudah cukup mengobati kekecewaannya kandas di tangan Davydenko.
"Melihat sisi positifnya, musim ini terasa sangat luar biasa," kata Federer yang melengkapi gelar Grand Slam di Prancis Open seperti dilansir Reuters, Senin (30/11/2009).
"Menyelesaikan musim di posisi teratas sungguh fenomenal, mengingat begitu ketatnya turnamen," tambahnya.
Perjuangan Federer memang berbuah manis. Sekira 12 bulan lalu, dirinya masih menjadi bayang-bayang kesuksesan petenis Spanyol Rafael Nadal kala tumbang di epik lima set Australia Open, Januari 2009.
FedEx pun berusaha semaksimal mungkin mengembalikan eksistensi. Perlahan tapi pasti, petenis terkaya itu akhirnya berhasil. Bukan hanya mengakhiri paceklik gelar dengan memenangi Prancis Open dan Wimbledon, Federer juga sukses melewati rekor 14 karier Grand Slam Pete Sampras.
"Semua itu adalah momen terbaik sepanjang karier saya, termasuk menyelesaikan musim sebagai petenis terbaik dunia. Tak ada kekecewaan lagi," tandasnya.
(Devy Lubis)