Insiden di gim kedua itulah yang menjadi pemicu utama kekesalan Ginting. Ia meras bola masuk, tetapi line judge terpengaruh teriakan lawan sehingga menganggap shuttlecock keluar.
"Di gim kedua, saya terlalu banyak masuk ke dalam permainan Nishimoto. Sempat mengejar tapi di terakhir ada insiden yang tidak mengenakkan," ungkap Ginting dalam keterangan pers PBSI, dikutip Selasa (30/9/2025).
"Bolanya jelas masuk tapi mungkin teriakan lawan ketika bola belum menyentuh karpet membuat line judge kaget dan reflek memutuskan keluar,” tambahnya.
Kekecewaan ini membuat Ginting menyentil BWF (Badminton World Federation) agar lebih memperhatikan fasilitas di lapangan-lapangan pinggir, terutama yang tidak dilengkapi Instant Replay System (IRS) atau sistem challenge bagi pemain.
"Ke depan semoga ada perhatian lebih dan perbaikan dari BWF untuk kasus-kasus seperti ini terutama di lapangan-lapangan pinggir yang tidak tersedia Instant Replay System (IRS)," tutup Ginting.
(Rivan Nasri Rachman)