Kisah Heroik Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas 1998, Jadi Juara saat Kondisi Tanah Air Tak Menentu

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Senin 18 Agustus 2025 19:39 WIB
Simak kisah heroik tim bulu tangkis Indonesia saat juara Piala Thomas 1988 di tengah situasi kacau (Foto: PB Djarum)
Share :

KISAH heroik Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas 1998 menarik untuk diulas. Sebab, mereka sanggup menjadi juara di tengah kondisi Tanah Air yang tidak menentu.

Piala Thomas dan Uber 1998 berlangsung di Hong Kong pada 17-24 Mei. Di saat bersamaan, kondisi Indonesia sedang bergejolak akibat demonstrasi dan Kerusuhan Mei 1998.

1. Waswas

Para pemain yang berada di Hong Kong diliputi perasaan waswas terutama mengenai keluarganya di Tanah Air. Namun, tekad kuat untuk mempersembahkan gelar mampu mengalahkan rasa khawatir.

Pada final, Indonesia mengempaskan Malaysia dengan skor tipis 3-2. Rexy Mainaky/Ricky Subagja, Candra Wijaya/Sigit Budiarto, dan Hendrawan tampil menjadi pahlawan setelah mengamankan tiga poin.

Hariyanto Arbi yang turun menjadi tunggal pertama, ternyata tak kuasa menahan tunggal putra Ong Ewe Hock yang tampil perkasa. Ia kalah dua set langsung 14-18 dan 7-15.

Pada partai yang tak menentukan, Joko Suprianto yang turun di partai kelima kalah dari Roslin Hashim dengan skor 10-15, 15-11, dan 15-2. Meski kalah, Indonesia tetap memastikan bendera Merah Putih berkibar di Hong Kong.

"Tahun 1998 juara Thomas Cup di Hong Kong, di saat itu Indonesia sedang berkecamuk dengan kerusuhan dan team Thomas Cup Indonesia juga sedang berjuang mempertahankan Piala Thomas," kata Rexy di akun media sosialnya.

 

"Di saat itu juga keluarga semua pemain, pelatih dan ofisial juga terancam, tapi kami dengan semangat perjuangan 1945. Kami dapat mempertahankan Piala Thomas," tambahnya.

"Dan Anak anak saya tanpa merasa jiwa mereka terancam, dengan bangganya di usia masih balita sudah dapat berfoto dan memegang Piala Thomas," tutup Rexy.

Keberhasilan itu menjadikan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas 1998 bak pahlawan. Mereka disambut hangat ketika tiba di Indonesia. Rexy dan kawan-kawan sukses menghadirkan secercah harapan di tengah kondisi yang tak menentu.

Itulah kisah heroik Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas 1998, jadi juara saat kondisi Tanah Air tak menentu. Mereka terbukti punya mental dan fokus yang hebat.

(Wikanto Arungbudoyo)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya