KISAH Karel Abraham menarik diulas. Sebab, pembalap MotoGP ini dinilai tak punya talenta dan cuma modal anak orang kaya.
Ya, pembalap asal Republik Ceko, Karel Abraham, pernah turut mentas di ajang MotoGP. Tak hanya semusim atau 2 musim saja, dia tampil di MotoGP salaam 8 musim lamanya sejak 2011 hingga 2019.
Sejumlah tim pun pernah dibela Karel Abraham selama di MotoGP. Awalnya, dia debut bersama tim satelit Ducati, yakni Cardion AB Motoracing.
Kemudian, Karel Abraham juga pernah gabung Honda sejak 2014 hingga 2015. Lalu, pada tiga musim terakhirnya di MotoGP, dia kembali ke Ducati dengan membela tim satelit, yakni Aspar, Angel Nieto, hingga Reale Avintia.
Setelah itu, Karel Abraham memilih pensiun. Kabarnya, keputusan ini diambil karena adanya desakan dari Dorna Sports sebagai promotor MotoGP.
Pihak Ducati pun enggan memberi kontrak lebih panjang lagi kepada Karel Abraham karena lebih memilih pembalap lain. Kala itu, Ducati ingin memberikan tempat Abraham di tim satelit kepada Johann Zarco.
Keputusan itu bukan tanpa alasan terjadi. Pasalnya, Karel Abraham dinilai tak punya talenta untuk bersaing di dunia balap MotoGP.
Hal itu dibuktikan dari pencapaian Abraham di MotoGP. Selama 8 musim kariernya di kelas tertinggi itu, dia tak pernah sekalipun menang. Bahkan, Karel Abraham tak pernah bisa naik podium. Pencapaian terbaiknya selama berkarier di MotoGP adalah finis di urutan ketujuh.
Karel Abraham oernah memenangi balapan tetapi kala masih mentas di kelas Moto2. Itu pun hanya sekali dapat dilakukannya pada gelaran Moto2 GP Valencia 2010.
Posisi Karel Abraham bisa aman di MotoGP kabarnya tak terlepas dari kekuatan finansialnya. Dia diketahui anak orang kaya. Ayah Karela Abraham adalah seorang pengusaha di Republik Ceko yang juga menjadi pemilik Sirkuit Brno yang jadi venue MotoGP.
Meski begitu, penampilan Abraham tetap terus tuai sorotan hingga banjir kritikan. Salah satunya pernah dilontarkan legenda MotoGP, Casey Stoner, yang merasa masih ada banyak pembalap lain yang layak masuk MotoGP karena lebih bertalenta bukan hanya sekadar mengandalkan uang.
"Ada lebih banyak orang dalam antrean yang pantas mendapat motor melihat hasil pencapaian mereka sebelumnya. (Balapan di MotoGP) ini adalah hal yang sulit. Dia hanya bisa naik kelas jika sudah membuktikan bahwa dirinya fantastis," ujar Stoner, dikutip dari Motorcyclenews.
(Djanti Virantika)