Ke depannya, ITTF akan mengambil keputusan terkait tenis meja Indonesia di General Assembly di Busan, Korea Selatan, pada 27 Februari 2024. Salah satu agendanya adalah peninjauan kembali permasalahan tata kelola (governance) anggotanya di Indonesia.
Raja Sapta Oktohari yakin bahwa permasalahan yang terjadi di tenis meja Indonesia semuanya akan terselesaikan dengan baik. Sebab, pihaknya memiliki pengalaman saat terjadi tigalisme di Pengurus Besar Ikatan Sports Sepeda Indonesia (PB ISSI), di hoki (PB FHI), hingga anggar (PB IKASI).
“Insya Allah semua akan terselesaikan dengan baik dan terpenting kita harus menyadari bahwa Indonesia hanya satu bagian dari sekian banyak negara yang mengikuti tata kelola dari International Federation dan Olympic Charter. Kita tidak mungkin lepas dari tata kelola itu dan tidak mungkin kita semaunya sendiri,” ungkap Raja Oktohari.
"Yang pasti, apa yang kami lakukan semangatnya adalah sama, yaitu meningkatkan prestasi olahraga Indonesia, melepaskan semua kepentingan pribadi maupun kelompok karena ini semata-mata hanya untuk kepentingan utama menjaga Merah Putih dan Indonesia Raya," pungkasnya.
(Rivan Nasri Rachman)