“Pada di gim ketiga itu, saat poin 14-15, Greysia menghampiri saya dan mengatakan sudah naik kakinya, sudah kenceng (mulai kram). Tapi dia bilang jangan bilang ke Apri, saya bilang kamu cari posisi saja,” ungkap Eng Hian, dikutip dari video akun youtube PB Djarum, Rabu (15/9/2021).
Untungnya kram Greysia tidak kambuh di awal atau pertengahan permainan gim ketiga. Sebab jika itu terjadi, bisa saja Greysia/Apriyani dikalahkan oleh Li/Du.
Pada saat itu Eng Hian pun mengaku meminta Apriyani bermain mix agar bisa meng-cover lapangan dengan luas, terutama di area belakang. Langkah itu diambil karena kram membuat Greysia tak bisa melakukan lompatan.
“Saya bilang ke April main mix aja. Puncaknya di poin ke-19, itu rally panjang, Greys dapat poin tapi jatuh. Dia tidak bisa bangun karena keram. Tapi ternyata pasangan China jatuh juga, keram juga. Terima kasih Tuhan,” tambahnya.
“Apriyani baru tahu Greysia kram di poin ke-19 kalau ternyata kakinya udah narik. Sebelum itu dia enggak tahu. Saya cuma bilang Apri main mix. Greysia biar fokus depan. Padahal Greysia udah tidak mampu naik,” lanjutnya.
Menarik tentunya melihat perjuangan Greysia/Apriyani di babak perempatfinal tersebut. Mereka berjuang habis-habisan agar bisa lolos ke semifinal. Kini berkat perjuangan itu, Greysia/Apriyani berhasil memberikan medali emas pertama untuk Indonesia di sektor ganda putri pada ajang Olimpiade.
(Rachmat Fahzry)