TOKYO – Indonesia patut berbangga karena ada perwakilannya yang berhasil tampil di final tunggal putri cabang olahraga (cabor) bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020. Tapi, perwakilan yang dimaksud bukan atlet bulu tangkis yang bermain, melainkan sang wasit yang memimpin final tunggal putri tersebut.
Ya, wasit final tunggal putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 yang mempertemukan antara atlet asal China, Chen Yufei melawan Tai Tzu Ying (Taiwan) itu merupakan orang asal Indonesia bernama Wahyana. Ia menjadi perwakilan Tanah Air yang dipanggil untuk memimpin laga bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Tentunya menjadi sebuah kebanggaan karena ada orang Indonesia yang dipercaya untuk memimpin suatu pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020. Hebatnya lagi, Wahyana tak hanya dipercaya menjadi wasit di laga biasa, tapi ia juga diberikan tugas untuk memimpin pertandingan final.
Baca Juga: Setelah Dikalahkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Ini Penyebab Chen Qingchen Dilaporkan ke BWF
Dari banyaknya wasit yang dipanggil untuk memimpin Olimpiade Tokyo 2020, Wahyana menjadi sosok yang dipercaya untuk menjadi pengadil lapangan laga perebutan medali emas antara Chen Yufei vs Tai Tzu Ying pada Minggu 1 Agustus 2021. Semua kepercayaan itu jelas diberikan karena Wahyana memiliki kompetensi untuk melakukannya.
Untuk sekadar diketahui, Wahyana memang merupakan wasit bulu tangkis terbaik yang dimiliki Indonesia. Ia sudah memiliki sertifikat wasit internasional dari BWF dan terus menjadi wasit laga-laga BWF sejak 2012.
Wahyana sendiri memulai kariernya sebagai wasit pada 1998 silam. Pria asal Yogyakarta itu dengan cepat melejitkan namanya hingga dipercaya menjadi wasit bulu tangkis di internasional pada 2006.
“Untuk menjadi wasit di Olimpiade perjalananya cukup panjang. Karena untuk bisa (menjadi wasit) di Olimpiade itu harus punya lisensi tertinggi, yakni lisensi BWF. Bisa dapat itu melalui tahapan yang banyak dan cukup lama,” kata Wahyana saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Rabu (4/8/2021).
‘Saya memulai karier internasional dari 2006 dan baru 2012 mendapatkan lisensi BWF, itu cukup lama,” tambahnya.