Tim F1 Menghabiskan Triliunan Rupiah untuk Hal-Hal Ini (3)

Zanel Farha Wilda, Jurnalis
Kamis 09 Juli 2015 08:02 WIB
Biaya rata-rata yang dihabiskan setiap tim F1. (Foto ilustrasi: AFP/Oli Scarff)
Share :

DOMINASI tim-tim besar di balap Formula One (F1) bukan baru saja ditunjukkan oleh Mercedes dan Ferrari pada musim 2015, melainkan sudah terjadi pada sejak lama. Hingga kemudian Sebastian Vettel, yang masih membela Red Bull, menjadi juara empat kali beruntun dari musim 2010 hingga musim 2013, merusak dominasi Ferrari dan Mercedes.

Dominasi yang membosankan tersebut dinilai banyak pihak disebabkan oleh adanya jurang antara tim-tim besar dengan tim-tim kecil yang ibaratnya hanya tampil sebagai pelengkap jumlah peserta F1. Jurang tersebut tak lain adalah persoalan finansial setiap tim.

Finansial mempunyai peran yang sangat besar, mengingat F1 sangat dikenal sebagai olahraga yang membutuhkan banyak biaya. Kesulitan finansial membuat tim mustahil bisa menjadi yang terbaik di ajang balap kelas premier itu.

Berdasarkan data Racounter, setiap musimnya tim peserta F1 secara rata-rata harus mengeluarkan biaya sebesar 158 juta pounds atau sekira Rp3,2 triliun! Jumlah tersebut dikeluarkan untuk membiayai gaji, penelitian dan pengembangan, produksi mobil, serta biaya operasional.

Setidaknya sebesar 42 juta pounds (sekira Rp868 miliar) dikeluarkan sebagai gaji yakni untuk gaji staf tim, direktur tim, dan pembalap.

Lalu sebesar 41 juta pounds (sekira Rp848 miliar) dikeluarkan untuk biaya penelitian dan pengembangan, seperti wind-tunel testing dan track testing.

Produksi mobil memakan biaya sebesar 39 juta pounds (sekira Rp806 miliar), dengan rincian untuk costumer engine, manufacturing, dan key component.

Sedangkan yang terakhir, biaya operasional menghabiskan uang sebesar 36 juta pounds (sekira Rp744 miliar) untuk entertainment, IT, factory dan utilitities, logistik, jasa professional, dan bahan bakar.

Mercedes dan Ferrari yang terbiasa berada di papan atas mungkin bisa mengeluarkan yang lebih besar, hingga 250 juta pounds (sekira Rp5,1 triliun). Namun mengingat mudahnya mereka mendapat sponsor, mungkin permasalahan finansial tidak terlalu mereka rasakan.

Bayangkan saja, para sponsor yang ingin memasang iklan di badan mobil Mercedes dan Ferrari harus membayar paling murah sebesar 16 juta pounds (sekira Rp328 miliar) per musimnya.

Akan tetapi, hal berbeda dirasakan tim-tim langganan papan bawah yakni Marussia dan Caterham. Nama yang tidak besar membuat kedua tim itu sulit mendapatkan sponsor.

Dengan dana terbatas, tentu sulit bagi Marussia dan Caterham bersaing dengan tim-tim papan atas. Mau dan dapat bertahan di F1 saja sudah merupakan suatu pencapaian yang layak untuk diapresiasi.

Hal-hal inilah yang akhirnya membuat Mercedes dan Ferrari seakan hanya bersaing berdua untuk menjadi juara. Tak heran banyak penonton yang merasa jenuh lantaran minimnya sisi kompetisi dan hiburan dari F1.

Dengan situasi ini, F1 patut merasa khawatir. Selain terancam semakin kehilangan banyak penonton, ajang balap mobil kelas premier itu juga berisiko ditinggalkan para pesertanya yang mungkin saja akan terbebani jika terus-menerus mengeluarkan biaya yang besar.

Apalagi, saat ini keberadaan ajang balap mobil listrik bernama Formula E semakin mencuri perhatian publik.

Bersambung ke bagian empat.

(Fajar Anugrah Putra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya