Murray Tak Merasa Lebih Buruk dari Nadal

NEW YORK – Andy Murray bersikeras tidak ada rencana dalam kepalanya tentang pertandingan adalah masalah saat ia dikalahkan Rafael Nadal di semifinal US Open.
 
Nadal juga sekali lagi menjadi orang yang menghalangi jalan Murray untuk meraih gelar grand slamnya.
 
Untuk ketiga kalinya berturut-turut petenis nomor empat dunia ini kalah dari Nadal di semifinal. Petenis Spanyol itu seperti tembok kokoh yang sulit ditaklukkan oleh Murray yang memang tengah berjuang memenangkan turnamen besar untuk mengangkat peringkatnya.
 
Murray sempat melakukan perlawanan yang gigih dan berani sehingga menjadi petenis pertama turnamen ini yang mengambil satu set dari Nadal, tapi itu tidak cukup, Nadal langsung bereaksi setelah kekalahan 3-6 di set pertama dengan kemenangan 6-4 6-2 6-2.
 
Petenis Skotlandia kini telah kalah 13 dari 17 pertemuannya dengan petenis berusia 25 tahun itu, termasuk lima laga terakhir, tapi ia menyebutkan menang di US Open pada 2008 dan Australia Open pada tahun 2010 sebagai bukti bahwa Nadal secara psikologis tidak berada di atasnya.
 
"Saya telah mengalahkan dia sebelumnya dua kali. Ini bukan masalah kepercayaan diri. Saya hanya perlu bermain dengan cara yang benar,” tukas Murray seperti dilansir Liverpool Daily Post, Senin (12/9/2011).
 
"Saya merasa seperti di lapangan keras adalah pertandingan terbaik saya saat melawan dia. Di lapangan rumput saya pasti perlu memperbaiki diri, dan di atas tanah liat saya pasti perlu banyak memperbaiki penampilan untuk menang melawan dia. Tapi saya tidak merasa terlalu jauh darinya di lapangan keras," ungkapnya.
 
Murray merasa ia telah terlalu agresif setelah kekalahan di Wimbledon pada Juli lalu. Sebelum US Open, Murray sempat memenangkan gelar di Cincinnati Open dan trofi itu dianggap bisa meningkatkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi turnamen grand slam.
 

(Fitra Iskandar)