TOKYO – Greysia Polii/Apriyani Rahayu mencetak sejarah untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Mereka menjadi ganda putri Indonesia pertama yang meraih medali emas olimpiade.
Prestasi itu diraih Greysia/Apriyani karena kekompakan mereka dalam bertanding. Greysia/Apriyani seperti kakak-adik yang saling mengerti satu sama lain.

Sekadar informasi, Greysia lebih tua 10 tahun dari Apriyani yang baru berumur 23 tahun pada 29 April lalu. Sebagai junior, Apriyani sangat menghormati Greysia.
Hal itu tampak dari kebiasaan Apriyani yang kerap mencium tangan Greysia pada sela-sela pertandingan. Momen unik itu pun beberapa kali tertangkap kamera awak media di Olimpiade Tokyo 2020.
Terakhir, Apriyani melakukannya saat melakoni partai final kontra wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, di Musashino Forest Sport Plaza, Senin 2 Agustus 2021. Apriyani terlihat mencium tangan Greysia saat interval gim pertama dan kedua.
Selain cium tangan, Greysia/Apriyani juga saling memberi semangat dengan saling berteriak saat mencetak poin atau bertukar senyuman ketika kehilangan poin. Dalam partai final itu, Greysia/Apriyani tampak sangat tenang.
Ketenangan itu pula yang membuat mereka bisa tampil luar biasa. Padahal, Greysia/Apriyani datang ke pertandingan itu bukan sebagai unggulan.
Sebab, rekor pertemuan Greysia/Apriyani dengan Chen/Jia sebelum final ini cukup buruk, yaitu 3-6. Greysia/Apriyani diprediksi akan sangat kesulitan dalam pertandingan itu.

Namun, Greysia/Apriyani bisa membalikkan semua prediksi. Greysia/Apriyani tampil dominan sehingga mampu menyelesaikan pertandingan itu dalam dua gim langsung dengan skor 21-19 dan 21-15.
Dengan demikian, Greysia/Apriyani menjadi satu-satunya atlet Indonesia yang meraih emas di Olimpiade Tokyo 2020. Secara keseluruhan, Indonesia mengumpulkan lima medali di Olimpiade Tokyo 2020 yang terdiri dari satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.
(Djanti Virantika)