Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tampil di Final Dubai Superseries Final 2017, Ini Kunci Kemenangan Marcus/Kevin Atasi Kamura/Sonoda

Hendry Kurniawan , Jurnalis-Minggu, 17 Desember 2017 |04:42 WIB
Tampil di Final Dubai Superseries Final 2017, Ini Kunci Kemenangan Marcus/Kevin Atasi Kamura/Sonoda
Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo (Foto: Laman Resmi PBSI)
A
A
A

DUBAI – Ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, sukses menjejaki partai puncak Dubai Superseries Final 2017 usai menumbangkan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Pertandingan berlangsung melalui drama tiga game, sebelum akhirnya pasangan Indonesia menyudahi laga dengan skor akhir 21-10, 18-21, dan 21-16.

Pertandingan semifinal ini sebenarnya partai ulangan, di mana sebelumnya kedua pasangan sudah saling berjumpa di babak penyisihan Grup A. Kala itu, Marcus/Kevin harus tumbang melalui dua game langsung, yakni dengan skor identik 17-21 dan 17-21.

(Baca juga: Tumbangkan Wakil Jepang, Marcus/Kevin Melangkah Menuju Partai Final Dubai Superseries Final 2017)

Tak ingin mengulangi kesalahan yang sama, ganda berperingkat satu dunia itu pun tampil lebih trengginas di semifinal. Kemenangan telak di game pertama dengan skor 21-10 merupakan buktinya. Namun begitu, keadaan tak berjalan mulus di game kedua.

Pasalnya, Kamura/Sonoda bangkit dari keterpurukan dan meninggalkan Marcus/Kevin jauh dengan skor 11-19. Hal itu pun sontak membuat pelatih yang mendampingi Marcus/Kevin, Aryono Miranat, mengganti strategi. Aryono meminta Marcus/Kevin untuk bermain bertahan dan melakukan lob panjang, guna menguras stamina lawan.

Hal tersebut pun sempat mendapat teguran dari wasit, karena menilai Marcus/Kevin bermain tidak serius lantaran tidak melakukan serangan ke wilayah Kamura/Sonoda. Namun, hal itu langsung dijelaskan oleh Aryono sebagai bagian dari strateginya.

(Baca juga: Takluk dari Ganda China, Langkah Tontowi/Liliyana Terhenti di Semifinal Dubai Superseries Final 2017)

Hasilnya pun tak sia-sia, karena Marcus/Kevin sempat memperkecil kedudukan hingga skor menjadi 20-18. Meski pada akhirnya tumbang di game kedua, tapi pada game ketiga juara All England 2017 itu bisa meraih keuntungan, di mana stamina Kamura/Sonoda sudah banyak berkurang. Tak ayal, game pamungkas pun menjadi milik Indonesia dengan skor 21-16.

“Sempat ditanya oleh wasit kenapa Kevin/Marcus bermain seperti itu, banyak lob-lob panjang dan kesannya tidak serius. Lalu saya jelaskan bahwa ini adalah bagian dari strategi dan saya rasa tidak ada yang salah dengan itu. Lawan pun meladeni lob tersebut dan tidak menyerang. Di ganda putri bahkan lebih banyak kita temukan reli panjang seperti ini,” jelas Aryono, mengutip dari laman resmi PBSI, Minggu (17/12/2017).

“Memang ini bagian dari strategi ya, main lob-lob panjang. Biar gantian, lawan juga jadi capek,” ujar Marcus.

“Di game kedua itu memang kami mengganti strategi jadi bermain defense. Kami sudah ketinggalan jauh, jadi kami mencoba untuk mengganti strategi,” tambah Kevin.

(Fetra Hariandja)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement