JAKARTA — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menghadiri penutupan Festival Pencak Silat Tradisi Se-Jabodetabek yang memperebutkan Piala Menteri Kebudayaan Republik Indonesia di Museum Satria Mandala, Jakarta.
Festival yang berlangsung sejak 15 November 2025 ini diprakarsai oleh Pesilat Tradisi Indonesia Raya (PETIRA) sebagai bentuk komitmen dalam melestarikan warisan budaya bangsa sekaligus memperkuat karakter kebangsaan melalui seni bela diri tradisional.
Ratusan pesilat dari 48 perguruan dan sanggar Pencak Silat tradisi se-Jabodetabek dan Banten turut berpartisipasi dalam festival yang menjadi panggung ekspresi nilai-nilai luhur bangsa melalui gerak, ritme, dan filosofi Pencak Silat.
Fadli Zon menyambut baik kegiatan yang lahir dari inisiatif masyarakat ini, yang menunjukkan bahwa masyarakat masih sangat peduli pada budaya bangsa, khususnya Pencak Silat.
Mengusung tema “Pencak Silat Tradisi, Merajut Budaya Nusantara, Berbalut Bhinneka Tunggal Ika,” kegiatan ini tidak hanya menampilkan jurus dan ketangkasan, tetapi juga menghidupkan semangat kebersamaan serta identitas bangsa. Selain menjadi ajang kompetisi, festival ini juga menjadi ruang pertemuan budaya yang mempertautkan berbagai aliran Pencak Silat tradisi dari wilayah Jabodetabek dan Banten.
Penyelenggaraan festival ini didasarkan pada amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, serta Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2021 tentang Pelindungan dan Pengembangan Kebudayaan Nasional.
Selain menjadi wadah pelestarian seni bela diri warisan leluhur yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, kegiatan ini juga memperkuat nilai-nilai persaudaraan, kebangsaan, dan karakter generasi muda Indonesia.
Fadli Zon menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan sangat mendukung kegiatan untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Menurutnya, hal tersebut merupakan amanat konstitusi, bahwa negara wajib memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia.
Kementerian Kebudayaan, lanjutnya, siap mendukung penyelenggaraan festival ini agar tahun depan dapat diadakan dalam skala yang lebih besar dengan jumlah peserta yang lebih banyak.
“Kita memiliki Dana Indonesiana, Dana Abadi Kebudayaan yang dapat diakses oleh komunitas untuk kegiatan seperti ini. Bila direncanakan sejak awal tahun, kita bisa membuat festival yang lebih besar dan lebih meriah, didukung pula oleh sponsor, CSR, dan berbagai pihak lainnya,” tuturnya.
“Mari kita terus menjaga semangat, melestarikan budaya, dan memastikan Pencak Silat semakin hadir dan dikenal di tengah peradaban dunia. Selain melestarikan pakem-pakem lama, kita juga perlu menciptakan inovasi baru yang tetap berakar pada tradisi,” kata Fadli. Pernyataan ini disambut meriah oleh para peserta dan masyarakat yang hadir.
Ketua Panitia, Refli Cahyadi, pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa bangga terhadap Pencak Silat tradisi. Menurutnya selama ini silat tradisi perlu untuk disiarkan dan diperkenalkan secara lebih luas.
“Melalui event seperti inilah teman-teman, para guru besar, dan semua yang berkecimpung dalam silat tradisi merasa bangga karena mendapatkan perhatian, dan juga sekaligus memberikan hormat kepada Bapak Menteri yang begitu mendukung kami dalam penyelenggaraan festival ini,” tuturnya.
Turut hadir mendampingi Menteri Kebudayaan pada penutupan Festival Pencak Silat Tradisi Se-Jabodetabek dan Banten, yaitu Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja. Hadir pula Wakapusjarah TNI, Kolonel Sus Geraldus Maliti; Ketua Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI), Mahfu Abdulrahman; Kepala Museum Satria Mandala, Letkol Adm Dr. Saparudin Barus; serta Pembina Festival, Syarif Hidayatullah.
Festival Pencak Silat Tradisi Se-Jabodetabek dan Banten menjadi wadah bagi para pesilat tradisi, seniman, dan masyarakat dari berbagai daerah untuk memperkokoh persaudaraan dalam bingkai kebhinekaan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda dan masyarakat luas untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya bangsa, memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta menjadikan Pencak Silat sebagai perekat harmoni di tengah keberagaman Nusantara.
Festival ini bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai luhur Pencak Silat sebagai warisan budaya takbenda Indonesia, pengasahan kemampuan para pesilat dalam keselarasan wiraga, wirasa, dan wirama, serta penguatan rasa kebersamaan lintas daerah untuk meneguhkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Melalui festival ini juga diharapkan dapat mendorong regenerasi pesilat muda agar tradisi Pencak Silat tetap hidup dan terus berkembang di masa depan.
(Agustina Wulandari )