JAKARTA – Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengaku akan berjuang habis-habisan demi mendapatkan status tuan rumah Olimpiade 2032. Meski dewan eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) sendiri telah mengusulkan Brisbane sebagai tuan rumah pesta olahraga empat tahunan tersebut.
“Kami menghargai keputusan IOC. Namun sebagaimana penjelasan Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan dalam dialog terakhir menyebutkan bahwa posisi Brisbane menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 pun masih bisa gagal apabila tidak terpilih dalam voting,” kata Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
“Saya atas nama KOI dan INABCOG memastikan bahwa kami akan berjuang hingga akhir,” sambung dia.
Dalam jumpa pers di markas besar IOC, Lausanne, Kamis (10/6) waktu setempat atau Jumat 11 Juni 2021 dini hari WIB, Presiden IOC Thomas Bach mengumumkan hasil rapat Dewan Eksekutif IOC.
Baca Juga: Bidding Tuan Rumah Olimpiade 2032, Indonesia Matangkan Persiapan Jelang Rapat dengan IOC
Hasil rapat memutuskan, di antaranya penetapan 29 refugee athlete dari 12 cabang olahraga di 13 negara yang akan membawa pesan solidaritas di Olimpiade 2020 Tokyo, ketetapan protokol kesehatan mulai dari vaksinasi dan prosedur delegasi selama 14 hari setiba di Tokyo, hingga keputusan untuk membawa Brisbane dalam pemilihan tuan rumah Olimpiade 2032.
Untuk poin terakhir, Bach menjelaskan keputusan diambil menyusul rekomendasi Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan yang telah menetapkan Brisbane sebagai preferred host. Namun, Brisbane tidak serta merta langsung terpilih karena keputusan tersebut ada di tangan anggota IOC dalam pemilihan suara pada Sesi IOC ke-138 di Tokyo, 21 Juli mendatang.