Bukan Kemenangan, Tujuan Mike Tyson Hadapi Roy Jones Jr adalah Amal

LOS ANGELES – Pertarungan Mike Tyson melawan Roy Jones Jr di Staples Center, Los Angeles, California, Minggu (29/11/2020), siang WIB, berakhir imbang. Hasil pertarungan tidak penting bagi Tyson karena misi besarnya adalah beramal.

Tyson dan Jones Jr dikabarkan akan menerima bayaran sebesar 1 juta USD (sekira Rp14 miliar). Akan tetapi, ada juga kabar yang menyebutkan bahwa Tyson akan menerima 10 juta USD (sekira Rp141 miliar), sedangkan Jones Jr 1 juta USD.

Meski belum diketahui pasti bayaran kedua petinju itu, Tyson sudah punya rencana akan menyumbangkan bayarannya untuk beramal. Dia menegaskan lebih senang bertarung untuk amal ketimbang demi gelar juara sekarang.

"Ini lebih besar daripada bertarung dan memenangkan kejuaraan. Kami manusia, kami membantu orang. Itu lebih penting, saya menyukainya sekarang,” kata Tyson, melansir dari Sportbible, Minggu (29/11/2020).

BACA JUGA: Usai Lawan Roy Jones Jr, Mike Tyson Mau Bertarung Lagi?

Tyson pun siap bertarung lagi untuk pertarungan ekshibisi. Pria berumur 54 tahun itu akan berlatih agar bisa bertarung lagi di masa depan. Meski begitu, Tyson mengakui dirinya cukup kewalahan bertarung saat berumur lebih dari 50 tahun.

“Kadang-kadang dua menit itu terasa seperti tiga menit. Saya hanya senang saya melakukan ini dalam karier saya dan saya akan terus melangkah lebih jauh untuk melakukan lebih banyak (pertarungan ekshibisi), tentu saja,” ucapnya.

Jika menilik penampilan saat melawan Jons Jr, The Iron Mike –julukan Tyson– tampak siap untuk bertarung kembali. Tyson mendominasi Jones Jr sepanjang pertarungan berlangsung.

Meski begitu, Tyson juga sempat berada di bawah tekanan Jones Jr. Tyson bertahan dari serangan-serangan Jones Jr pada ronde ketujuh. Tyson mampu bertahan dan bangkit pada ronde penentuan.

Tyson tampak akan keluar sebagai pemenang, tetapi para juri memutuskan duel tersebut berakhir imbang. Hasil imbang tampak kurang adil untuk Tyson, tetapi hasil bukan inti dari pertarungan dua legenda tinju dunia tersebut.

(Mochamad Rezhatama Herdanu)