JAKARTA - Kegagalan Indonesia mencapai target tiga besar di SEA Games 2013 Myanmar sudah diprediksi melihat persiapan yang kacau balau. Fakta ini membuat Program Indonesia Emas (Prima) menuai kritik, karena dinilai kurang efektif.
Setelah meraih gelar juara umum pada SEA Games 2011 dengan 182 emas, 151 perak dan 143 perunggu, Indonesia hanya merebut 65 emas 84 perak dan 111 perunggu di SEA Games yang baru berakhir 22 Desember kemarin.
Persiapan kontingen Indonesia tidak mulus. Kemenpora tidak mampu menyediakan peralatan latihan para atlet meski dua bulan menjelang SEA Games, kemudian uang saku atlet tersendat-sendat. Kendala ini diperparah dengan beberapa induk organisasi mengalami kisruh internal, sehingga tidak fokus menyiapkan atlet-atletnya.Problem perseteruan kewenangan antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) juga membuat kedua organisasi itu tidak fokus dalam mengemban tugas masing-masing, memajukan olahraga Tanah Air.
Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo berjanji akan membenahi persoalan-persoalan itu. Terkait KONI dan KOI, dia ingin mempertemukan kedua pihak untuk mencari jalan keluar sehingga tidak ada lagi benturan kepentingan.
“Kami akan mengevaluasi UUD yang memisahkan KONI dan KOI. Satukan lagi program pemerintah,” ujar Roy Suryo, di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Senin (23/12/2013).
Roy juga menambahkan bahwa keberhasilan di Indonesia Solidarity Games dan di beberapa cabang lain tertnyata tidak berlanjut di SEA Games, “Keberhasilan ISG, paralayang, wushu tidak bisa bisa diikuti keberhasilannya oleh cabor lainnya karena berada di posisi keempat SEA Games,”lanjut Roy.
Menpora juga menghimbau bahwa kementrian terkait membantu perkembangan olahraga tanah air. Apalagi, untuk kementrian yang bersinggungan langsung dengan kegiatan para atlet.
“Kami akan terus melakukan kerjasama dengan kementrian terkait untuk mempercepat kemajuan di bidang olahraga. Kami juga akan memberikan catatan khusus pada kementrian keuangan agar kasus sebelum SEA Games yaitu keterlambatan peralatan tidak terulang kembali,”sambung Roy.
Sementara itu, Sekretaris Jendral (Sekjen) KONI, Bambang Rus Effendi menambahkan akan mengevaluasi hasil ini sekaligus bertanggung jawab atas hasil yang diraih kontingen Indonesia di SEA Games.
“Semua adalah tanggung jawab kami, KONI dan KOI harus bersatu. Dengan hasil seperti ini kami akan berjuang di ASEAN Games,”ungkap Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, meski urung menembus tiga besar, Kemenpora tetap memberikan apresiasi kepada para atlet berprestasi.
“Bonus bagi atlit berperetasi, jumlahnya sama dengan SEA Games dua tahun lalu. Kami berharap ada kenaikan anggaran bagi para pelatih. Kami sedang mengusahakan anggaran pelatih lebih besar dari dua tahun lalu,”jelas Joko Pekik selaku Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora.
(Alfa Septiano Mandalika)