Lucky Number Seven Rossi

Defanie Arianti, Jurnalis
Selasa 29 Desember 2009 13:19 WIB
F: daylife
Share :

PERSAINGAN MotoGP 2009 boleh saja semakin sengit. Rider muda seperti Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Casey Stoner terus mengancam. Nyatanya, tahun ini masih milik Valentino Rossi.  
Pembalap Italia 30 tahun terbukti masih sulit dijangkau para pesaing mudanya. Faktor usia sama sekali tidak menghambat Rossi bersaing dengan Lorenzo, Stoner, ataupun Pedrosa. Di tengah energi muda tersebut, kematangan dan pengalaman Rossi berbicara lebih kencang.
 
The Doctor membutuhkan enam kemenangan serta 13 podium untuk memastikan gelar juara dunia. Lebih sedikit memang dibandingkan musim 2008 ketika Rossi begitu mendominasi. Namun, hasil itu cukup untuk mengantarkannya merengkuh gelar ketujuh di kelas premium serta gelar kesembilan sepanjang karirnya.
 
Runtuhnya perekonomian global di akhir 2008 memiliki dampak signifikan dalam perhelatan MotoGP 2009. Selain penunjukan Bridgestone sebagai manufaktur ban tunggal, pelaksanaan sesi latihan bebas Jumat pagi juga ditiadakan demi memotong biaya operasional. Sesi latihan bebas Jumat sempat dibatasi hanya 45 menit, namun kembali menjadi satu jam sejak MotoGP Prancis (17 Mei 2009).
 
Para pecinta MotoGP juga dikejutkan dengan mundurnya Kawasaki dari ajang balapan bergengsi tersebut, awal Januari 2009. Situasi finansial menjadi alasan utama pabrikan asal Jepang. Namun, setelah pembicaraan lebih lanjut, Kawasaki akhirnya memutuskan bertahan dengan mengusung bendera Hayate Racing. Penunjukan Marco Melandri sebagai pembalap tunggal sekaligus menjadikan pembalap Amerika Serikat John Hopkins kehilangan kontrak.
 
Kedatangan tiga pembalap baru di kelas para raja juga semakin memeriahkan pentas MotoGP. Peringkat tiga 250cc Mika Kallio didapuk sebagai rider tim satelit Ducati, Pramac Racing. Sementara, pembalap muda Italia Niccolo Canepa mengisi tempat di tim Alice Ducati. Yuki Takahashi yang naik kelas dari 250cc tergabung di tim Scot Honda, menggantikan Andrea Dovizioso yang hijrah ke Repsol Honda. Sayang, kiprah Takahashi di MotoGP harus berakhir, Juni 2009 akibat kendala finansial. Posisi Takahashi akhirnya digantikan pembalap Hungaria Gabor Talmacsi.
 
Kembalinya pembalap veteran Sete Gibernau juga cukup menjadi daya tarik musim 2009. Tergabung dalam Grupo Francisco Hernando (Ducati), Gibernau berharap bisa memperbarui karirnya. Namun, pembalap Spanyol yang pernah menjadi musuh bebuyutan Rossi akhirnya harus puas hanya menjadi penggembira di ajang yang dia tinggalkan 2006 silam. Setelah melakoni enam seri tanpa hasil memuaskan dan dibekap cedera dalam dua seri, Gibernau harus mengakhiri ajang comeback nya lebih cepat. Pasalnya, Grupo Francisco Hernando memutuskan mundur dari perhelatan MotoGP pada Juli 2009 karena faktor finansial.
 
Seperti musim sebelumnya, sirkuit Losail, Qatar terpilih sebagai seri pembuka dengan pelaksanaan night race. Sayang, faktor cuaca yang tidak mendukung memaksa panitia mengundur balapan yang sedianya digulirkan 12 April menjadi 13 April. Pembalap Australia Casey Stoner kembali menjadi raja di lintasan ini, sementara Rossi dan Lorenzo mengikuti di podium kedua dan ketiga.
 
Jika dua musim sebelumnya perhatian publik terpusat pada persaingan Rossi dan Stoner, kini rivalitas duo Fiat Yamaha Rossi dan Lorenzo lah yang mendominasi musim 2009. Sengitnya persaingan The Doctor dan Por Fuera bisa dilihat pada GP Catalunya (14/7/2009). Aksi saling salip serta manuver-manuver ekstrem mewarnai jalannya balapan. Rossi dipaksa bekerja keras menghadapi keagresifan Lorenzo hingga akhirnya membukukan kemenangan di tikungan akhir dengan keunggulan 0.095 detik atas juniornya. Tidak berlebihan jika GP Catalunya disebut sebagai seri terbaik seperti halnya GP Amerika Serikat di Laguna Seca, 2008 silam.
 
Satu pekan kemudian, tepatnya di GP Belanda (27/7/2009), Rossi mencatat sejarah penting. Sirkuit Assen menjadi saksi keberhasilan Rossi menorehkan 100 kemenangan sepanjang karirnya. Pembalap kelahiran Urbino sekali lagi mengungguli Lorenzo dan Stoner yang sempat memimpin di lap-lap awal. Bagi Rossi sang Raja Selebrasi, jelas momen istimewa itu tidak dilewatkan begitu saja. Bersama sejumlah kru dan fans, Rossi membentangkan spanduk raksasa berisi foto-foto kemenangan pertama hingga terakhir. Catatan ini semakin mendekatkan Rossi dengan rekor legenda Italia Giacomo Agostini yang membukukan 122 kemenangan.
 
Tidak bisa dipungkiri, salah satu faktor krusial yang turut mengantarkan Rossi mempertahankan mahkota juara adalah penyakit misterius yang menyerang Casey Stoner. Pembalap Marlboro Ducati didera penyakit misterius yang membuatnya mengalami kelelahan hingga menggagalkan peluangnya berdiri di podium utama.
 
Hal ini menyebabkan Stoner tercecer 16 angka dari Rossi dan Lorenzo pada GP Laguna Seca. Sempat bertahan selama beberapa seri, rider 24 tahun akhirnya harus absen dalam tiga seri (Rep. Ceska, Indianapolis, San Marino) demi memulihkan kondisi fisiknya. Posisi Stoner kala itu digantikan oleh Mika Kallio.
 
Upaya itu tidak sia-sia. Tampil untuk pertama kalinya setelah absen, Stoner berhasil finish sebagai runner-up di belakang Lorenzo pada GP Portugal di Estoril. Ajang comeback Stoner semakin sempurna dengan merebut juara pertama pada dua seri berikutnya, Australia (Phillip Island) dan Malaysia (Sepang). Sayang, gap nilai antara dirinya dan Rossi sudah terlalu jauh. Rossi pun mengunci gelar juara ketujuhnya di kelas MotoGP setelah finish di posisi tiga GP Malaysia.
 
Meski begitu, Stoner masih beruntung karena tetap mengakhiri musim di posisi empat besar. Dengan total nilai 220, Stoner menempati posisi empat klasemen akhir di belakang pembalap Repsol Honda Dani Pedrosa (234).
 
Sebagai pesaing utama Rossi (306) di musim 2009, Lorenzo (261) sukses membuntuti rekan setimnya itu di peringkat dua klasemen akhir meski terpaut nilai yang cukup jauh. Alhasil, Yamaha pun tidak terkejar sebagai jawara konstruktor dengan koleksi nilai 386. Yamaha unggul jauh atas Honda (297) dan Ducati (272).

(Azwar Ferdian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya