Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Penembakan Connecticut Ingatkan Tragedi Lampau Murray

Randy Wirayudha , Jurnalis-Selasa, 18 Desember 2012 |19:11 WIB
Penembakan Connecticut Ingatkan Tragedi Lampau Murray
Andrew 'Andy' Murray (Foto: Reuters)
A
A
A

LONDON – Peristiwa penembakan anak-anak sekolah dasar di Connecticut, Amerika Serikat, mengundang pilu dan simpati masyarakat dunia, tak terkecuali petenis Andy Murray. Bahkan bila ingin tahu, Murray punya pengalaman serupa.
 
Bedanya, Murray selamat dari peristiwa serupa di tahun 1996 itu. Jika tidak, tentu saja Inggris Raya belum punya petenis yang bisa dibanggakan seperti sekarang. Kejadian itu bertempat di Dunblane Primary School, sekolah dasar di mana Murray menimba ilmu akademis.
 
Tragedi yang memakan 16 jiwa anak-anak itu terjadi 13 Maret 1996, yang dilakukan seorang pandu pramuka, Thomas Hamilton. Kejadian itupun menjadi peristiwa penembakan terburuk dalam sejarah negeri Ratu Elizabeth II itu.
 
“Soal tragedi itu, saya masih trauma. Itu alasan saya kenapa saya tak mau mengenangnya. Buat saya, sangat tidak nyaman memikirkan beberapa orang yang biasanya anda kenal dan bersenang-senang bersama, lalu anda menemukan mereka terbunuh. Itu menjadi hal yang tak bisa diterima otak saya,” papar Murray.
 
Beruntung pada detik kejadian itu, Murray yang sedianya tak tahu apa-apa, punya refleks gerak cepat untuk bersembunyi di sebuah ruang kelas yang kosong,: “Saya bisa saja menjadi salah satu anak-anak yang terbunuh itu,” kenangnya lagi, seperti dikutip ABCNews, Selasa (18/12/2012).
 
Judy, Ibunda Murray, juga masih ingat betul betapa paniknya dia, saat mengetahui ada kejadian penembakan di sekolah Murray. Tanpa berpikir apa-apa lagi, Judy langsung tancap gas mobilnya menuju Dunblane School, demi memastikan Murray tak menjadi korban.
 
“Saya tak bisa mengatakan apa-apa, saya ambil kunci mobil dan langsung ke sekolah seperti ibu-ibu lainnya. Peristiwa itu menjadi satu hal terburuk yang bisa anda bayangkan dalam hidup anda. Saya panik dan bertanya-tanya, apakah anak saya masih hidup atau sudah menjadi korban,” tutup Judy.

(Randy Wirayudha)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement