Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenapa Bentuk Tubuh Petarung UFC Justru Ramping dan Tidak Terlalu Berotot? Ini Penyebabnya

Cahyo Yulianto , Jurnalis-Kamis, 04 Juli 2024 |11:55 WIB
Kenapa Bentuk Tubuh Petarung UFC Justru Ramping dan Tidak Terlalu Berotot? Ini Penyebabnya
Berikut penjelasan bentuk tubuh atlet UFC ramping dan tidak terlalu berotot (Foto: MMA Fight)
A
A
A

KENAPA bentuk tubuh para petarung UFC justru ramping dan tidak terlalu berotot? ternyata ini penyebabnya. Ultimate Fighting Championship (UFC) tidak dapat dipungkiri telah menjadi ajang Mix Martial Art (MMA) atau kompetisi beladiri campuran paling populer di dunia saat ini.

Nama-nama besar seperti Khabib Nurmagomedov hingga Conor McGregor menjadi sederet petarung yang sukses setelah bertarung di ajang tersebut.

Saat ini, kepopuleran UFC sebagai kompetisi beladiri kelas dunia membuat banyak petarung baru terus bermunculan. Namun, satu yang hampir sama dari semua petarung, mereka memiliki bentuk tubuh yang cenderung ramping dan tidak begitu berotot

Orang awam tentu akan bertanya-tanya terkait hal ini. Karena bagaimanapun, otot adalah hal yang sangat penting bagi seorang petarung. Semakin berotot, maka akan semakin besar tenaganya dan semakin mudah mengalahkan lawannya.

Namun, nyatanya bukanlah demikian. Dalam pertarungan MMA di dalam oktagon, petarung UFC dituntut untuk memiliki fisik yang cepat, tangkas, dan memiliki daya tahan super kuat. Dalam hal ini, otot besar bukanlah hal yang paling utama, melainkan daya tahanlah yang paling diutamakan.'

Melansir MMA Channel, pertarungan di UFC menguras fisik yang hampir sama seperti marathon. Petarung UFC harus bisa mengkondisikan tubuhnya untuk tetap bisa prima bertarung dalam 5 ronde dengan pertarungan yang cepat dan intensif.

Untuk bisa melakukannya, besarnya otot tidak akan berguna. Petarung lebih harus memiliki ketahanan otot yang luar biasa. Singkatnya, otot besar sangat bagus untuk kekuatan yang besar dalam waktu singkat. Ini seperti halnya atlet angkat beban atau sepakbola yang harus memiliki masa otot besar.

Namun, untuk bisa bertarung dalam lima ronde, petarung UFC bukan membutuhkan daya ledak yang besar, tapi daya tahan yang sangat kuat. Petarung UFC akan terfokus untuk membangun daya tahan otot dan menjaga lemak tetap rendah, yakni sekitar 5-9 persen.

Selain tidak menargetkan daya ledak kekuatan yang besar, petarung UFC juga mempertimbangkan penggunaan oksigen saat bertarung. Petarung dengan tubuh besar dan berotot akan membutuhkan asupan oksigen yang lebih besar. Hal ini membuat jantung akan bekerja lebih keras dan petarung dapat mudah kekurangan oksigen.

Sebaliknya, saat petarung  UFC fokus pada daya tahan tubuh untuk menjadi petarung yang kuat dan memiliki kardio yang baik,mereka akan dapat menggunakan oksigen dengan lebih efisien. Itu sebabnya, mereka dapat bertahan untuk terus bertarung selama lima ronde.

Alasan lainnya, otot yang besar membuat pergerakan petarung menjadi lambat dan kurang fleksibel. Dalam pertarungan MMA, hal ini bukanlah hal yang baik bagi petarung UFC. Sebab, ini akan membuat mereka tidak akan dapat melakukan teknik menyerang dan bergulat dengan baik.

Karena alasan-alasan ini, petarung UFC biasanya lebih banyak melatih tubuhnya dengan latihan repetisi tingi yang akan membuat daya tahan ototnya meningkat dan tidak akan mudah lelah.

Contohnya adalah dengan berlatih push up sebanyak 100 kali. Mereka tidak akan berlatih bench press seberat 400 pon beberapa kali karena tidak mempengaruhi stamina dan daya tahan. Itulah mengapa bentuk tubuh para petarung UFC justru ramping dan tidak terlalu berotot.

(Ramdani Bur)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement