Orang-Orang Bisa Komentar, tapi Valentino Rossi Tentukan Sendiri Masa Depannya
BORGO – Legenda MotoGP, Manuel Poggiali, buka suara soal masa depan Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT). Menurut Poggiali, Rossi tidak perlu memikirkan komentar orang-orang karena masa depan ada di tangannya sendiri.
Rossi memang menjadi bahan perbincangan hangat sejak awal musim 2021. Banyak orang penasaran dengan keputusan Rossi tentang karier balapnya yang mendekati akhir.
Masa depan Rossi kerap dispekulasikan karena peformanya yang makin menurun. Keterpurukan The Doctor -julukan Rossi- terlihat makin jelas di MotoGP 2021.
Pembalap Italia itu baru mengumpulkan 17 poin sehingga terdampar di posisi ke-19 klasemen sementara. Teranyar, Rossi terjatuh di tikungan ketujuh pada lap ketujuh dalam balapan MotoGP Belanda 2021 di Sirkuit Assen, Minggu 27 Juni lalu.
BACA JUGA: Marc Marquez Bingung Valentino Rossi Masih Bisa Balapan di MotoGP 2021
Rossi tampak kesulitan untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Poggiali pun mengakui Rossi berada dalam keterpurukan. Dia meminta Rossi berpikir dengan matang sebelum memutuskan gantung helm pada akhir musim ini atau melanjutkan karier di MotoGP 2022.
“Saya akan sangat jujur. Saya pikir yang paling penting adalah dia memilih dengan kepalanya,” kata Poggiali, dikutip dari Tuttomotoriweb, Sabtu (3/7/2021).
MotoGP 2021 kini telah menyelesaikan paruh musim pertama. Para pembalap mendapatkan waktu libur selama sebulan pada musim panas 2021.
Rossi belum memutuskan untuk pensiun atau lanjut balapan pada musim depan. Jeda musim panas 2021 akan menjadi waktu bagi Rossi untuk memikirkan masa depannya.
Saat waktunya tiba, semua orang harus menghormati keputusan legenda MotoGP itu. Rossi layak mendapatkan rasa hormat dari penggemar, kawan, dan lawan karena prestasinya sungguh luar biasa.
Pembalap 42 tahun itu mengoleksi sembilan gelar juara dunia yang tujuh di antaranya didapatkan di MotoGP. Pencapaian Rossi hanya kalah dari kompatriotnya yang juga legenda MotoGP, Giacomo Agostini. Agostini merupakan pembalap dengan gelar juara dunia terbanyak, yaitu 15.
(Rachmat Fahzry)
