BANBURY – Di kala Jules Bianchi masih berjuang dari koma, muncul berita mencengangkan bernada sangkaan blunder dari Bianchi sendiri soal kecelakaannya di GP Jepang lalu.
Dari pemberitaan sejumlah media, kecelakaan Bianchi menabrak truk derek yang tengah mengangkut mobil Adrian Sutil itu, dikarenakan Bianchi – dengan saran tim Marussia dari paddock, untuk mempercepat laju mobilnya.
Bianchi pun diklaim menuruti saran tersebut dan menggeber mobilnya lebih cepat, ketika steward sirkuit mengibarkan dua bendera kuning – pertanda bahwa semua pembalap mesti mengurangi kecepatan untuk bersiap berhenti jika diperlukan.
Jelas berita yang dianggap keliru itu bikin syok dan berang tim Marussia. Lewat pernyataan resmi, Marussia menyanggah mentah-mentah tuduhan yang tak berdasar terhadap pembalapnya yang masih terbaring koma tersebut.
“Tim Marussia terkejut dan marah atas tuduhan ini. Dalam periode ini, pembalap kami masih kritis di rumah sakit dan tim sudah menjelaskan bahwa prioritas utama kami adalah perhatian pada Jules dan keluarganya,” seru pernyataan Marussia.
“Rumor ini membuat sedih dan mengecewakan karena tidak akurat soal kecelakaan Jules. Tuduhan ini sama sekali keliru,” lanjut pernyataan tim, sebagaimana dilansir Stuff.co.nz, Kamis (16/10/2014).
Lebih jauh, tim yang berbasis di Banbury, Inggris itu melayangkan klaim balik di mana Bianchi, sudah mengikuti prosedur keamanan, dengan mengikuti arahan bendera kuning untuk mengurangi kecepatan mobilnya.
“Menurut poin pertama, Jules sudah menurunkan kecepatan di bawah prosedur pengibaran ganda bendera kuning, itu fakta yang tak terbantahkan dan bisa dibuktikan lewat data telemetri, yang disediakan oleh FIA (otoritas F1),” tambah pengakuan tim.
“Sudah jelas dari transmisi radio dan transkripnya tak ada yang menunjukkan bahwa tim mendesak Jules untuk mempercepat laju mobil, atau membuat komentar yang menyiratkan dia harus menambah kecepatan,” tutup pernyataan Marussia.
(Fajar Anugrah Putra)