Menjual Seks di Beijing

BEIJING - Olimpiade pun menjadi ajang para atlet untuk tampil seksi. Pemegang rekor dunia loncat galah Yelena Isinbayeva dan perenang Amerika Serikat (AS) Amanda Beard tidak setengah-setengah membuat sensasi. Keduanya rela tampil bugil demi lembaran dollar.

Tapi mereka tidak sendiri. Majalah Playboy keluaran Jerman telah mengontrak empat atlet Olimpiade untuk menjadi sampul halaman. Adalah atlet kano Nicole Reinhardt, atleet hoki Katharina Scholz, atlet layar Petra Niemann dan pejudo Romy Tarangul yang berpose untuk edisi istimewa September nanti.

Sebelumnya, foto peraih emas atlet anggar Olimpiade Beijing Britta Heidemann muncul di sampul majalah yang sama empat tahun lalu.

"Hoki itu seksi," ujar Scholz seperti dilansir Newinpress, Rabu (20/8/2008).

Mayoritas dari 10.500 atlet muda yang bertarung di Beijing sangat memperhatikan bentuk tubuh mereka. Pasalnya, foto-foto seksi mereka mampu mempromosikan cabang olahraga masing-masing. Bahkan, peraturan voli indoor menekankan atlet putri harus nampak seksi di lapangan.

Tapi, pentingkah sampai harus bugil?

Profesor peneliti perempuan di bidang olahraga Mary Jo Kane memiliki bahasa yang berbeda. "Apakah seks itu menjual?" ungkapnya.

"Asumsinya, jika ingin bertahan di dunia olahraga maka Anda harus menarik perhatian fans pria. Menunjukkan dirimu semenarik dan seseksi mungkin," tambahnya.

Seperti di cabang atletik atau renang. Selain populer, kedua cabang ini murni menarik perhatian dan erotis. Pasalnya, atlet niscaya menunjukkan lekuk-lekuk tubuhnya, meski atlet renang bertanding di air.

Meski demikian, atlet Rusia Isinbayeva lah yang bisa tampil memukau. Selain murah senyum, suka melayangkan ciuman untuk para fans, dirinya tidak mau mengakui suka menjadi pusat perhatian.

Isinbayeva memang tidak telanjang di sampul Playboy. Tapi dirinya bangga tampil bugil di Cosmopolitan.

(Fetra Hariandja)