Tak Ingin Krisis Generasi Emas, PBSI Mulai Prioritaskan Pemain Muda

Bagas Abdiel, Jurnalis
Sabtu 01 November 2025 11:59 WIB
Kabid Binpres PBSI, Eng Hian. (Foto: Bagas Abdiel/Okezone)
Share :

JAKARTA - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, secara terbuka mengakui federasi kini akan lebih banyak mengandalkan pemain muda. Kebijakan ini diambil sebagai langkah darurat demi menyelamatkan bulu tangkis Indonesia yang terancam mengalami kemerosotan prestasi akibat hilangnya satu generasi pelapis.

1. Penurunan Performa dan Hilangnya Generasi Pelapis

Eng Hian menjelaskan pada awalnya, PBSI masih mengandalkan pemain senior seperti Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Gregoria Mariska Tunjung untuk meraih prestasi. Namun, seiring berjalannya waktu, terjadi penurunan performa yang didorong oleh berbagai faktor.

Bahkan, Jojo –sapaan akrab Jonatan– telah memutuskan hengkang dari Pelatnas dan menjadi pemain profesional pada pertengahan 2025 ini.

"Kami masih mengharapkan prestasi pada pemain senior seperti Jonatan Christie, Anthony Ginting, Fajar/Rian, Gregoria Mariska. Tapi di perjalanan itu, ternyata performa mereka sedang menurun entah karena usia atau status sosial," ungkap Eng Hian saat ditemui Okezone di Pelatnas PBSI Cipayung, dikutip Sabtu (1/11/2025).

Eng Hian merasa faktor non-teknis seperti pernikahan juga memengaruhi konsistensi pemain senior. Jadi, ia merasa PBSI perlu tak terlalu mengandalkan pemain senior.

Jonatan Christie juara Denmark Open 2025. (Foto: PBSI)

" Setelah menikah, mungkin ada beberapa hal yang harus dijaga. Kondisi istri sedang hamil, tiba-tiba dia tidak bisa konsisten ke sini (pelatnas). Karena kita terlalu mengandalkan senior ini, yang generasi emas ini, kita lupa Ginting, Fajar, Jonatan sudah mau usia 30," tambahnya.

Eng Hian menyadari satu generasi di bawah para pemain senior ini telah kosong, sehingga ketika pemain utama menurun, tak ada pelapis berikutnya yang siap diandalkan, menyebabkan prestasi nasional ikut merosot.

2. Akselerasi Pemain Muda

Kekosongan generasi di rentang usia 25-27 tahun ini memaksa PBSI mengambil tindakan cepat. Salah satunya adalah mengandalkan para pemain di bawah 20 tahun.

"Yang usia 25, 26, 27 ini pada ke mana? Kosong. Sekarang mau enggak mau naikkan yang usianya 18, 19, 20, hampir semua sektor begitu," tegas Eng Hian.

 

Eng Hian mengakui kondisi prestasi bulu tangkis saat ini sedang menurun karena kondisi para pemain level atas yang sedang tidak dalam performa terbaik. Eng Hian kini bertekad mengulang strategi akselerasi yang pernah sukses pada tahun 2013-2014, di mana trio Ginting, Jojo, dan Ihsan Maulana Mustofa diorbitkan.

"Kalau dibilang kenapa kondisinya menurun? Yah kondisinya begini, (pemain level) atas kita gimana? lagi turun semua loh. Bagaimana pun kan di sini pertandingan bukan membawa nama pribadi, tetapi bawa nama negara," lanjutnya.

"Sekarang jadi PR bagaimana mempersiapkan pemain muda yang kondisinya sama dengan tunggal putra tahun 2013-2014, di mana trio Ginting, Jojo, Ihsan diakselerasi. Kita mau enggak mau seperti itu," ujar Eng Hian.

Alwi Farhan. (Foto: PBSI)

Untuk mendukung program tersebut, Eng Hian meminta pecinta bulu tangkis Indonesia untuk bersabar. Ia menjelaskan para pemain muda seperti Alwi Farhan masih membutuhkan jam terbang dan tidak bisa langsung ditargetkan juara di level tinggi.

"Tapi kan enggak setiap pertandingan juara. Kalau mau juara, Alwi turunkan aja di IC (International Challenge). Tapi tujuannya kan enggak itu," tutup Eng Hian.

(Rivan Nasri Rachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Sports lainnya