“Tentu saya merasakan tekanan. Karena banyak yang mengharapkan saya bakal memenangkan putaran pertama. Tetapi, hal itu selalu tidak mudah. Setiap laga memiliki cerita berbeda,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Iga Swiatek merasa segala harapan yang ditujukan kepadanya sama seperti kepada robot. Padahal, dia belum tentu dapat memenangkan segala pertandingan yang dihadapi.
“Anda harus bekerja keras untuk menyelesaikannya dan menang. Terkadang, Anda seperti tak diperlakukan selayaknya manusia. Lebih seperti robot yang harus selalu menang. Tapi ini awal yang bagus,” ucap Iga Swiatek.
Sementara, di babak selanjutnya Iga Swiatek bakal bersua petenis Ekuador Osoria Serrano. Kemenangan jadi harga mati bagi Iga Swiatek demi memuluskan ambisinya juara Australia Open 2023.
(Hakiki Tertiari )