Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Owi Panik, Butet Tertekan

Randy Wirayudha , Jurnalis-Senin, 21 Oktober 2013 |15:46 WIB
Owi Panik, Butet Tertekan
Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir (Foto: Heru Haryono/Okezone)
A
A
A

ODENSE – Sang juara dunia, Ahmad Tontowi/Liliyana Natsir harus puas untuk merampungkan Denmark Open Super Series Premier tahun ini tanpa gelar. Keduanya keok dari unggulan pertama asal China, Zang Nan/Zhao Yun Lei.
 
Di partai puncak semalam, Owi/Butet – panggilan Tontowi dan Liliyana, bahkan harus kandas dengan dua set langsung, 11-21 dan 20-22. Kekalahan di set pertama disebut pelatih Nova Widianto, lantaran Owi panik menerima serangan-serangan duo China hingga membuat Owi pun turut terpengaruh dan tertekan.
 
“Di awal, mainnya mereka sudah mulai enak, tapi saat pembukaan terima servis, mereka sering ‘mati-mati’sendiri, fokusnya hilang. Hal ini membuat lawan jadi percaya diri. Sebaliknya, Owi panik dan Liliyana jadi terpengaruh,” tutur Nova di situs resmi PBSI, Senin (21/10/2013).
 
Padahal sebelumnya Butet sudah mengaku percaya diri. Namun sepertinya sejumlah blunder yang dilakoni Owi, bak mengangkat kembali kepercayaan diri lawan mereka.
 
“Dari pertama main, sebetulnya saya sudah yakin menang. Kami sudah unggul di permainan depan dan memimpin perolehan angka. Tetapi Owi banyak melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi. Mulai dari sini lawan semakin percaya diri dan mereka terus meraih poin demi poin, sulit dihentikan,” timpal Butet.
 
Di set kedua, permainan Owi/Butet mulai membaik dan mental Owi sudah mulai bangkit. Namun ternyata, keduanya masih acap terburu nafsu untuk mematikan bola hingga akhirnya, sering mati di lapangan mereka sendiri.
 
“Pada game kedua, Owi sebetulnya mulai percaya diri. Dia berani adu pukulan dan banyak menekan lawan. Saat memimpin 20-17, Owi/Butet terlalu terburu-buru dan kurang tenang,” tandas Nova.

(Randy Wirayudha)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Sport lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement