"Akhirnya sampai di final (All England 1994) saya enggak mau main, saya main-main saja (di lapangan), karena tahun 1993 bulan Desember itu ayah saya telah meninggal," kenang Rexy.
Meskipun lawannya adalah rekan senegaranya, Rexy merasa tidak perlu berjuang mati-matian.
"Apalagi waktu final melawan Bambang dan Gunawan. Pelatih saya bilang, Rexy kamu harus main. Saya bilang, saya tidak mau main, Indonesia sudah pasti juara. Saya bilang, saya juara buat siapa, ayah saya tidak ada," lanjutnya.
"Pelatih paksa saya untuk main, akhirnya saya main, tapi main-main begitu sajalah," jelas Rexy Mainaky, yang kini telah pensiun dan melanjutkan karier sebagai pelatih di Malaysia.
(Rivan Nasri Rachman)