“Terutama, waktu itu kalau saya tidak salah, 2001, Kejuaraan Dunia di Sheffield, kita satu korps, pelatih PBSI, banyak cerita-cerita, kenangan yang manis, dan luculah sama Kak Vera, karena dia kan senior saya juga, ya dalam hal ini saya ikut berduka, kehilangan seseorang, legend, khususnya di tunggal putri Indonesia,” lanjutnya.
“Saya kan orangnya suka guyonan ya sama beliau, sama almarhumah, bercanda, tapi kesan saya ya, Kak Vera orang yang baik, orang yang cukup tegas, kira-kira seperti itu,” sambungnya.
Verawaty meninggalkan suami, Fadjriansyah Bidoein, seorang anak Fidyandini dan dua cucu. Beberapa prestasi pun diraih Verawati saat masih aktif bermain, seperti medali emas Asian Games 1978, juara All England 1979, dan emas SEA Games 1981.
(Andika Pratama)