KEJUTAN awal tahun terjadi di ajang grand slam pembuka tahun, Australian Open 2016 di nomor tunggal wanita. Petenis nomor satu dunia, Serena Williams yang bahkan tak bisa ditaklukkan mantan ratu dunia, Maria Sharapova, menyerah dari petenis Jerman, Anqelique Kerber.
Meraih titel grand slam di usia 28 tahun bak mimpi baginya dan raihan Australian Open merupakan gelar grand slam pertama Kerber. Prestasi tertinggi petenis nomor dua itu sebelumnya hanya mencapai semifinal Wimbledon dan US Open.
Kerber menang dengan skor 6-4, 3-6, 6-4 dan mendapat apresiasi tinggi dari pecinta tenis dunia. Bahkan Serena mengakui keunggulan dan memuji performa Kerber yang penuh determinasi.
Hasil itu akan sangat dikenang banyak orang karena Kerber bukan lah petenis-petenis beken seperti Eugenie Bouchard, Sharapova, Ana Ivanovic, Serena, Caroline Wozniacki, dan Agnieszka Radwanska.
Kerber hanya menjadi ‘penghias’ serunya persaingan merebutkan ranking terbaik di kategori tunggal wanita. Namun semua itu langsung berubah ketika ia mengangkat trofi Australian Open. Kerber kini dikenal banyak orang dan posisinya melonjak naik ke rangking dua, setelah sebelumnya menempati peringkat 10.
Prestasi tertingginya itu tentu membuat orang bertanya, siapa Kerber?