MADRID – Selama ini Kejuaraan Dunia Moto2 sering dijadikan acuan untuk memprediksi kesuksesan seorang pembalap dalam gelaran MotoGP. Akan tetapi, menurut legenda balap Suzuki, Kevin Schwantz, kini hal tersebut sudah tak bisa lagi dilakukan.
Umumnya, tim-tim yang berpartisipasi di MotoGP akan merekrut pembalap yang meraih hasil bagus di Moto2. Seperti misalnya, Franco Morbidelli yang direkrut oleh Marc VDS Honda pada 2018 setelah menjadi juara dunia Moto2 2017.
Semusim setelahnya, Pramac Ducati mengambil Francecso Bagnaia dari Moto2 setelah pembalap berpaspor Italia tersebut menjadi kampiun di kelas tersebut. Meski begitu, nyatanya tak semua tim menggunakan metode tersebut.
Baca juga: Adik Valentino Rossi Luca Marini Naik ke MotoGP Tanpa Pernah Juara Moto2
Tim Petronas Yamaha SRT contohnya, mereka dengan berani merekrut Fabio Quartararo untuk musim balap MotoGP 2019. Padahal, dalam gelaran Moto2 2018 Quartararo hanya menempati posisi ke-10 klasemen akhir.
Kendati demikian, Quartararo justru tampil gemilang di MotolGP 2019. Tanpa diduga-duga, pembalap berpaspor Prancis tersebut menyelesaikan kejuaraan di posisi kelima dan menyabet titel Rookie of The Year MotoGP 2019.
Maka dari itu, Schwantz menilai bahwa para pembalap ini berhasil mengembangkan potensi diri mereka secara mandiri. Schwantz sendiri sangat menantikan jalannya Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 karena akan ada tiga wajah baru yang dipromosikan ke kelas premier dari Moto2.