MILTON KEYNES – Tim Prinsipal Red Bull Racing, Christian Horner tidak henti-hentinya meyakinkan publik, bahwa Mark Webber tetaplah bagian integral dari tim Banteng Kembar di musim depan. Pria Inggris itu menegaskan, Webber selalu berupaya melakukan semuanya hingga mencapai titik maksimum.
Â
Ya, selama ini beredar anggapan miring Webber hanya sebagai penghias di tim Red Bull. Label pembalap nomor dua pun disematkan pada pembalap asal Australia tersebut. Tapi di seri terakhir GP Brasil musim kemarin, Webber telah membuktikan diri sebagai petarung lintasan yang pantas diperhitungkan pada musim depan.
Follow Berita Okezone di Google News
Â
Tampil sebagai yang tercepat di Interlagos membuktikan, Webber tidak berada dalam bayang-bayang rekan satu timnya, Sebastian Vettel. Lebih dari itu, Horner menarik kesimpulan, Webber bukan pembalap yang bisa mengatasi tekanan dengan baik, termasuk dari rekan satu timnya.“Pembalap lebih rendah akan hancur di bawah tekanan (Vettel sebagai rekan satu timnya). Tetapi Webber tidak seperti itu,” kata Horner di BBC, Selasa (13/12/2011).
Â
Horner memandang, Webber mampu mengelola tekanan menjadi energi positif untuk bertarung dengan para kompetitiornya. “Dia menggunakan tekanan untuk memotivasi dirinya sendiri dan dia akan datang dengan penuh semangat di Melbourne (GP Australia) 2012 nanti,”sambung Horner.
Â
“Dia pembalap kelas dunia. Mentalnya sangat kuat. Dia selalu fokus dengan bekerja keras selama musim dingin dan akan kembali dengan penuh determinasi pada 2012,” seru Horner merefleksikan motivasi dan semangat Webbber untuk tampil lebih menekan pada musim depan nanti.
Â
Dan tidak bosan-bosannya, Horner memberikan kredit lebih kepada Sebastian Vettel yang tampil cemerlang pada musim ini, terutama dengan 11 kemenangan impresif yang direbutnya. Bahkan, pembalap belia asal Bavaria itu menuliskan namanya dalam sejarah F1 meraih 15 kali pole position dalam satu musim.
Â
“Vettel telah melewati musim luar biasa. Dia sangat sempurna untuk memenangkan 11 balapan dan beberapa kali meraih podium kedua yang sangat spektakuler. Dia sangat pantas untuk meraih gelar juara dunia dua musim beruntun"
(edo)
